Banten – Bea Cukai terus aktif berupaya meningkatkan devisa Indonesia dari sektor ekspor. Tak hanya mendorong ekspor dari industri besar, Bea Cukai pun menyasar IKM yang berada di Provinsi Banten. Hal ini dilakukan dengan harapan agar kesejahteraan masyarakat Indonesia dapat ditopang oleh pengembangan produk unggulan daerah, yang kedepannya dapat meningkatkan ekspor nasional.
Salah satu program yang didukung Bea Cukai adalah desa devisa yang diinisiasi oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesiap (LPEI). Dukungan tersebut diawali dengan melaksanakan Sosialisasi Desa Devisa pada Kamis, 6 Mei 2021. Acara ini turut mengundang KPPBC TMP Merak, KPPBC TMP A Tangerang, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkot Tangerang Selatan dan perwakilan pengusaha Kampung Perindustrian Tempe, Turipah.
“Bea Cukai Banten sebagai instansi pemerintah yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menangani/mengawasi kegiatan ekspor di wilayah Provinsi Banten berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh dalam upaya mendorong ekspor di Provinsi Banten dan bersedia memberikan asistensi kepada para pengusaha di Provinsi Banten selama proses eksportasi sampai berhasil.” Ungkap Saifuddin, Kabid Fasilitas Kepabeanan dan Cukai dalam pembukaan acara.
Selanjutnya Kepala Divisi Advisory Services Indonesia LPEI, Gerald Setiawan Grisanto menjelaskan bahwa Desa Devisa merupakan kegiatan berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas yang memiliki produk unggulan untuk memperbesar akses masyarakat dan menghasilkan devisa yang dilaksanakan secara berkesinambungan di lokasi penyelenggara Desa Devisa. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain penguatan kelembagaan, pelatihan teknis, pendampingan sertifikasi produk, perluasan akses pasar dan pameran dagang, bantuan sarana produksi ekspor, hingga pendampingan dampak sosial kemasyarakatan dan lingkungan hidup.
Kepala Departemen Jasa Konsultasi 2 LPEI Maharestu Setyorini turut menyampaikan penjelasan mengenai persyaratan teknis Desa Devisa. Konsep Desa Devisa adalah membangun ekonomi dari komoditas desa. Yang dibangun adalah infrastruktur untuk mengundang wisatawan hadir di daerah wisata tersebut. Setelah infrastrukturnya terbentuk, homestay-nya sudah ada, tentunya perlu didukung dengan produk unggulan yang nantinya tidak hanya digunakan untuk souvenir, tetapi juga bisa diekspor.
Pada kesempatan yang sama Fery Payacun, Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten yang ikut hadir dalam sosialisasi menyampaikan, “Dalam pelaksanaan pemasaran, suatu produk harus mencapai goal yang diharapkan. Seperti contohnya produk Kampung Tempe yang goalnya yaitu bisa dipasarkan sampai ke minimarket Indomart dan Alfamart. Bisa dikatakan proses pemasaran tersebut tidak hanya berhenti di output maupun outcome. Selanjutnya di Kampung Tempe saat ini alat-alat yang digunakan masih minimal dan masih bisa lebih ditingkatkan lagi agar kualitas produksinya menjadi lebih baik sehingga Kampung Tempe ini bisa dijadikan sebagai Kampung Edukasi di Provinsi Banten.”
Mengakhiri sosialisasi perwakilan UMKM Kampung Tempe mengucapkan terimakasih atas dukungan semua instansi terhadap pengembangan Kampung Tempe. “Terima kasih atas bantuan seluruh instansi pemerintah yang telah membina produksi tempe kami. Semoga kedepannya kolaborasi yang telah dijalin bisa semakin baik lagi sehingga kami dapat meningkatkan produksi bahkan bisa ekspor sendiri.” tutur Turipah.